BolaDarat - Manchester United harus menerima kekalahan pahit saat menjalani derby Manchester menghadapi Manchester City. Bermain di kandang sendiri di Old Trafford, United timbang dengan skor tipis 1-2.
Duel table toppers ini berjalan seperti yang diprediksi banyak orang. City bermain dominan, menguasai bola dan Manchester United lebih banyak bertahan dan mencoba mengancam lewat bola-bola panjang dari belakang langsung ke depan. Tapi strategi route one football ala Mourinho ini terbukti tak efektif karena target man mereka, Romelu Lukaku, sedang dalam performa buruk.
Bukan cuma tak mampu menyelesaikan peluang yang diciptakan untuk dirinya, tapi ia juga menciptakan dua 'assist' untuk Manchester City dalam laga itu. Selepas pertandingan, Lukaku banyak di-bully karena kesalahannya itu.
Tapi pertarungan tak berhenti setelah wasit Michael Oliver meniup peluit panjang. kedua tim kembali bentrok setelah laga usai, di depan ruang ganti tim tamu. Berikut kami sarikan kejadian itu seperti yang dilaporkan oleh The Telegraph, The Guardian, Sky Sports, dan The Daily Mail.
Dipicu Mourinho
Cerita bermula ketika Jose Mourinho hendak menuju ke ruang pers untuk menjalani konferensi pers pasca pertandingan. Ia melewati ruang ganti Manchester City dan merasa terhina karena tim tamu merayakan kemenangan mereka secara berlebihan, setidaknya demikian menurut pandangan Mourinho.
Para penggawa City bernyanyi dan menari, serta memutar musik dengan keras. Secara teknis, tindakan City itu memang tidak salah karena mereka melakukannya di dalam ruang ganti mereka sendiri.
Tapi Mourinho yang terlanjur sakit hati merasa tak tahan lagi. Ia lalu mendatangi ruang ganti City. Mourinho minta semua penggawa City menunjukkan respek dan mengecilkan volume musik mereka. Menurut penuturan saksi mata, City memang merayakan kemenangan mereka layaknya sudah menjadi juara Premier League saja.
Mourinho lalu memaki dalam Bahasa Portugis. Kiper City, Ederson, kebetulan tengah berdiri di samping pintu masuk. Ederson yang berasal dari Brasil dan cukup lama bermain di Portugal tentu mengerti benar arti makian Mourinho. Ederson pun membalas. Jadilah kedua orang saling memaki dalam Bahasa Portugis.
Bagaimana Pendapat Boladaraters soal insiden ini ?
Duel table toppers ini berjalan seperti yang diprediksi banyak orang. City bermain dominan, menguasai bola dan Manchester United lebih banyak bertahan dan mencoba mengancam lewat bola-bola panjang dari belakang langsung ke depan. Tapi strategi route one football ala Mourinho ini terbukti tak efektif karena target man mereka, Romelu Lukaku, sedang dalam performa buruk.
Bukan cuma tak mampu menyelesaikan peluang yang diciptakan untuk dirinya, tapi ia juga menciptakan dua 'assist' untuk Manchester City dalam laga itu. Selepas pertandingan, Lukaku banyak di-bully karena kesalahannya itu.
Tapi pertarungan tak berhenti setelah wasit Michael Oliver meniup peluit panjang. kedua tim kembali bentrok setelah laga usai, di depan ruang ganti tim tamu. Berikut kami sarikan kejadian itu seperti yang dilaporkan oleh The Telegraph, The Guardian, Sky Sports, dan The Daily Mail.
Mourinho Kompori Perkelahian Massal Derby Manchester, FA Turun Tangan
Dipicu Mourinho
Cerita bermula ketika Jose Mourinho hendak menuju ke ruang pers untuk menjalani konferensi pers pasca pertandingan. Ia melewati ruang ganti Manchester City dan merasa terhina karena tim tamu merayakan kemenangan mereka secara berlebihan, setidaknya demikian menurut pandangan Mourinho.
Para penggawa City bernyanyi dan menari, serta memutar musik dengan keras. Secara teknis, tindakan City itu memang tidak salah karena mereka melakukannya di dalam ruang ganti mereka sendiri.
Tapi Mourinho yang terlanjur sakit hati merasa tak tahan lagi. Ia lalu mendatangi ruang ganti City. Mourinho minta semua penggawa City menunjukkan respek dan mengecilkan volume musik mereka. Menurut penuturan saksi mata, City memang merayakan kemenangan mereka layaknya sudah menjadi juara Premier League saja.
Mourinho lalu memaki dalam Bahasa Portugis. Kiper City, Ederson, kebetulan tengah berdiri di samping pintu masuk. Ederson yang berasal dari Brasil dan cukup lama bermain di Portugal tentu mengerti benar arti makian Mourinho. Ederson pun membalas. Jadilah kedua orang saling memaki dalam Bahasa Portugis.
Mourinho lalu menuduh Ederson melakukan diving dan pura-pura cedera dalam pertandingan. Mou menyebut Ederson melakukannya untuk buang-buang waktu. Pada akhirnya, Mourinho memaki dan merendahkan Ederson dalam Bahasa Inggris: "You fuc**ng show respect. Who are you?" (tunjukkan respek. Memangnya kamu itu siapa?")
Keributan Pecah
Ucapan Mourinho itu sepertinya membuat para penggawa City gusar. Salah seorang penggawa City melempar sebungkus susu dalam wadah karton ke muka Mourinho. 'Tembakan' itu meleset dan mengenai salah satu anggota staf United hingga muncrat.
Pemain lain Man City lalu menyiramkan air ke arah Mourinho meski ada laporan lain yang menyebut bahwa botol berisi air itu dilemparkan ke arah Mourinho, dan mengenai kepala sang pelatih.
Keributan pun pecah. Staf Mourinho berlari kembali ke ruang ganti timnya, memanggil bala bantuan. "Pelatih dilempar botol oleh Man City," teriak staf Mourinho kepada para penggawa Setan Merah. Enam pemain Man United berlari ke ruang ganti City untuk membela pelatih mereka dari lemparan botol. Duel jilid kedua pun terjadi. Para pemain dari kedua tim terlibat adu fisik yang sulit dihentikan.
Perkelahian semakin membesar hingga melibatkan 30 orang dalam koridor sempit itu. Saksi mata menyatakan bahwa Romelu Lukaku menjadi salah satu pemain yang paling banyak terlibat dalam perkelahian massal itu. Bisa jadi penyerang asal Belgia itu hanya ingin mencurahkan rasa frustrasinya karena minimnya gol dan penampilan buruknya dalam pertandingan. Tapi laporan lain menyebut bahwa tokoh utama dalam pertarungan ini adalah Antonio Valencia dan Marcos Rojo.
Dalam adu jotos itu, asisten manajer City, Mikel Arteta yang berusaha melerai malah menjadi korban. Pelipis Arteta robek dan berdarah terkena lemparan botol entah siapa dalam kekacauan itu. Michael Carrick juga berusaha memisahkan kedua kubu meski juga menyebut City tidak menunjukan respek. Polisi dan petugas keamanan yang awalnya hanya melihat dengan rasa tidak percaya, akhirnya harus turun tangan memisahkan kedua kubu. Arteta sendiri menutupi lukanya saat masuk ke markas latihan City pada Senin pagi waktu setempat.
Pemain lain Man City lalu menyiramkan air ke arah Mourinho meski ada laporan lain yang menyebut bahwa botol berisi air itu dilemparkan ke arah Mourinho, dan mengenai kepala sang pelatih.
Keributan pun pecah. Staf Mourinho berlari kembali ke ruang ganti timnya, memanggil bala bantuan. "Pelatih dilempar botol oleh Man City," teriak staf Mourinho kepada para penggawa Setan Merah. Enam pemain Man United berlari ke ruang ganti City untuk membela pelatih mereka dari lemparan botol. Duel jilid kedua pun terjadi. Para pemain dari kedua tim terlibat adu fisik yang sulit dihentikan.
Perkelahian semakin membesar hingga melibatkan 30 orang dalam koridor sempit itu. Saksi mata menyatakan bahwa Romelu Lukaku menjadi salah satu pemain yang paling banyak terlibat dalam perkelahian massal itu. Bisa jadi penyerang asal Belgia itu hanya ingin mencurahkan rasa frustrasinya karena minimnya gol dan penampilan buruknya dalam pertandingan. Tapi laporan lain menyebut bahwa tokoh utama dalam pertarungan ini adalah Antonio Valencia dan Marcos Rojo.
Dalam adu jotos itu, asisten manajer City, Mikel Arteta yang berusaha melerai malah menjadi korban. Pelipis Arteta robek dan berdarah terkena lemparan botol entah siapa dalam kekacauan itu. Michael Carrick juga berusaha memisahkan kedua kubu meski juga menyebut City tidak menunjukan respek. Polisi dan petugas keamanan yang awalnya hanya melihat dengan rasa tidak percaya, akhirnya harus turun tangan memisahkan kedua kubu. Arteta sendiri menutupi lukanya saat masuk ke markas latihan City pada Senin pagi waktu setempat.
Tidak Terekam CCTV
Sebelum pertandingan, Manchester City meminta izin kepada Manchester United untuk mengajak kru film dokumenter mereka ke ruang ganti. Saat ini Amazon memang tengah menggarap film dokumenter mengenai kiprah Man City sepanjang musim ini. Kru film dokumenter biasanya mengikuti City ke semua area yang bisa dimasuki tim. Manchester United tidak memberikan izin itu.
Seandainya United memberikan izin, sudah pasti perkelahian massal itu akan terekam kamera kru film Amazon. Seandainya pertikaian ini terjadi di Etihad Stadium sudah pasti ada banyak kamera yang juga merekamnya karena Man CIty memang rutin mengunggah situasi koridor dan ruang ganti mereka setiap setelah pertandingan.
Tapi sampai saat ini belum jelas apakah kamera CCTV dan keamanan Old Trafford menangkap insiden itu. Jika pun terekam, kecil kemungkinan pihak Manchester United akan bersedia melepasnya.
Ruang ganti City bersebelahan dengan ruang wasit. Tapi wasit Michael Oliver tidak mencantumkan perkelahian besar itu dalam laporan pertandingan yang ditulisnya. Artinya, wasit tidak mengetahui adanya insiden tersebut meski lokasinya sangat dekat.
Seandainya United memberikan izin, sudah pasti perkelahian massal itu akan terekam kamera kru film Amazon. Seandainya pertikaian ini terjadi di Etihad Stadium sudah pasti ada banyak kamera yang juga merekamnya karena Man CIty memang rutin mengunggah situasi koridor dan ruang ganti mereka setiap setelah pertandingan.
Tapi sampai saat ini belum jelas apakah kamera CCTV dan keamanan Old Trafford menangkap insiden itu. Jika pun terekam, kecil kemungkinan pihak Manchester United akan bersedia melepasnya.
Ruang ganti City bersebelahan dengan ruang wasit. Tapi wasit Michael Oliver tidak mencantumkan perkelahian besar itu dalam laporan pertandingan yang ditulisnya. Artinya, wasit tidak mengetahui adanya insiden tersebut meski lokasinya sangat dekat.
Bagaimana Pendapat Boladaraters soal insiden ini ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.